Sarjana Muda, Pilih Jadi Petani Horti

Uploaded

Sarjana Muda, Pilih Jadi Petani Horti

Seorang pemuda yang memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja bernama Erson K. Soge (30). Saat bertemu dengannya, ia menceritakan sedikit kisahnya mengenai pilihannya untuk menjadi petani.

Erson, lulus dengan predikat mahasiswa terbaik dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Atmajaya pada tahun 2017. Keaktifannya semasa di bangku kuliah membawanya kepada berbagai tawaran dari lembaga pendidikan di Flores, Nusa Tenggara Timur. Namun, hatinya lebih memilih untuk menjadi petani ketimbang menerima tawaran-tawaran tersebut. “Penghasilan dari hasil mengajar hanya sebesar Rp 500,000 dan dibayar selama tiga bulan sekali. Tidak cukup untuk menghidupi keluarga saya,” ungkapnya.

Melihat potensi hasil sayuran yang mayoritas bersumber dari petani lokal, Erson kemudian mulai tertarik untuk mulai belajar menanam. Namun, pengetahuan tentang budidaya yang ia punya hanya terbatas, “hasil panen saya hanya bisa untuk membeli sebungkus rokok di Kios,” ucap Erson sambil tersenyum.

Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Frinto, salah satu Technical Field Officer YBTS, yang bertugas di Wulang Gintang. Erson dan Frinto menghitung potensi hasil sayuran yang ditanam dan harga pasar sayuran lokal, hasilnya jauh lebih menjanjikan dibandingkan tawaran pekerjaan yang ia terima sebelumnya.

Setelah mendapatkan pelatihan, Erson memutuskan untuk menanam bawang merah, “saya memilih bawang merah karena suatu alasan. Kalau tomat dan jagung selama ini sering ditanam oleh petani lain. Tapi kalau bawang merah, jarang ditanam,” jelas Erson. Kini, motivasi Erson adalah untuk menjadi petani sayuran yang sukses, agar bisa mendapatkan penghasilan lebih untuk meningkatkan penghidupan keluarganya.

Other Pengembangan Pemuda