Konteks dan Tujuan Program
Papua, bagian paling timur Indonesia, memiliki lebih dari 4 juta penduduk yang tersebar di 6 provinsi. Meskipun potensi produktivitas pertanian tinggi, petani di Papua saat ini mengalami hasil panen sayuran yang rendah karena kurangnya informasi tentang praktik pertanian yang baik, serta akses ke benih berkualitas tinggi dan input pertanian lainnya.
Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) telah aktif di Papua sejak 2016, menyelenggarakan berbagai kegiatan transfer pengetahuan dan penyuluhan yang ditujukan untuk petani skala kecil. Proyek ini dirancang untuk memfasilitasi akses petani terhadap pengetahuan dan keterampilan serta mendukung penerapan praktik pertanian yang baik yang mengarah pada peningkatan hasil panen dan pendapatan. Proyek ini bertujuan untuk membangun kapasitas 10.440 petani kecil (40% perempuan dan 25% pemuda) untuk membangun mata pencaharian yang tangguh dan meningkatkan pendapatan keluarga serta keamanan gizi melalui pengembangan pasar yang dipercepat dan inklusif.
Penerima manfaat proyek ini akan terdiri dari sekitar 50% petani pribumi dan 50% petani transmigran. Petani pribumi berasal dari Papua, dan sebagian besar dari mereka kurang memiliki pengetahuan tentang pertanian sayuran, karena mereka lebih fokus pada tanaman seperti pisang, singkong, dan talas. Petani pribumi biasanya memiliki tanah sendiri, tetapi metode pertanian yang kurang optimal menyebabkan hasil panen rendah. Petani transmigran merupakan populasi yang pindah ke Papua dari bagian lain Indonesia. Petani transmigran umumnya memiliki pengetahuan dasar tentang menanam sayuran tetapi bersemangat untuk mempelajari teknik dan teknologi baru.
Meskipun kedua kelompok petani akan belajar melalui kegiatan pelatihan berbasis lapangan yang intensif, YBTS akan menerapkan pendekatan penyuluhan yang sedikit berbeda untuk kedua kelompok tersebut. Khususnya, tingkat literasi yang lebih tinggi di antara petani transmigran akan memungkinkan penggunaan lebih banyak materi transfer pengetahuan cetak, sementara “belajar sambil melakukan” akan tetap menjadi metode pelatihan utama bagi petani pribumi.
Intervensi
Model kerja YBTS didasarkan pada pengalaman bertahun-tahun dalam melayani petani dan mendorong perubahan serta adopsi praktik pertanian yang baik dan benih berkualitas tinggi, yang mengarah pada peningkatan hasil panen dan pendapatan pertanian. Intervensi proyek akan mencakup:
- Membentuk komunitas pertanian yang berpusat di sekitar plot demonstrasi di mana petani kunci menjadi contoh adopsi awal, dan di mana Pelatih Petani Komunitas (Community Farmer Trainers) bekerja sama dengan tim YBTS untuk memperluas jangkauan. Demplot, yang dikelola oleh petani kunci, memfasilitasi pembelajaran dan praktik langsung dalam praktik pertanian yang baik bagi petani kunci dan petani sekitar. Tim lapangan khusus yang terdiri dari 3 Technical Field Officer (TFO) akan melakukan pelatihan intensif di demplot di setiap kluster komunitas. TFO akan didukung oleh CFT untuk mendorong adopsi dan replikasi. CFT, yang merupakan petani lokal yang dilatih oleh YBTS untuk membantu petani lain, membantu memantau demoplot dan menyebarkan informasi lebih luas di komunitas.
- Mendorong adopsi praktik terbaik melalui kegiatan transfer pengetahuan langsung seperti pelatihan berbasis lapangan, Hari Lapang Petani (Farmers Field Day), dan klinik benih, serta layanan informasi yang sesuai melalui platform media sosial digital. Elemen ini akan didukung oleh TFO dan CFT.
- Mendukung akses pasar bagi petani dengan memediasi dan memfasilitasi hubungan dengan pelaku pasar (pengumpul desa, pedagang, dll.). Melalui demplot, petani kunci dan petani sekitar akan diperkenalkan pada berbagai jenis tanaman dan varietas, yang pemilihannya akan didasarkan pada kebutuhan pasar lokal dan potensi permintaan. Untuk elemen ini, Market and Linkage Officer akan bekerja dari musim pertama hingga setelah musim kedua atau ketiga, ketika hubungan antara petani dan pengumpul serta pedagang sudah terbentuk.
Hasil yang Diharapkan
- 450 petani kunci menampilkan praktik terbaik dalam produksi sayuran di demoplot seluas 500 meter persegi selama 2 hingga 3 musim. Pada akhir proyek, diharapkan 280 petani kunci akan mendapatkan pendapatan tambahan sebesar Rp10.000.000 (EUR 600) per tahun dari pertanian sayuran.
- 90 kebun dapur (masing-masing 100 meter persegi) didirikan oleh kelompok perempuan, dengan 50% hasil panen dikonsumsi oleh anggota keluarga dan sisanya dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
- 6,750 petani dilatih, dengan setidaknya 4.000 di antaranya mulai menerapkan praktik pertanian yang baik (pembibitan, persiapan lahan/bedengan, manajemen tanaman, dll.) di lahan mereka sendiri. Petani-petani ini diharapkan mencapai peningkatan hasil sebesar 20% rata-rata dan pendapatan tambahan sebesar Rp5.000.000 (EUR 300) per tahun pada akhir proyek.
- 1,620 pengunjung klinik benih, setidaknya 1.000 di antaranya akan terhubung dengan TFO atau petani kunci untuk mempelajari praktik produksi sayuran yang lebih baik melalui plot demo.
- 1,620 petani dilatih selama Hari Lapangan Petani, setidaknya 1.000 di antaranya akan terhubung dengan TFO atau petani kunci untuk mempelajari praktik produksi sayuran yang lebih baik melalui plot demo.
- 100,000 orang di Papua dijangkau melalui kegiatan media sosial, terutama melalui halaman Facebook YBTS.
Mitra YBTS
Mitra Pendanaans: De Eik Foundation dan East-West Seed Knowledge Transfer Foundation
Periode Proyek
1 Juli 2024 – 30 Juni 2027
Lokasi
Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya (Sorong and Manokwari)