
Pada umumnya, proses pertanian identik dengan lahan dan perkebunan. Hanya saja, para wanita di Kepulauan Anambas justru bisa membudidayakan sayuran di laut. Kondisi pemukiman warga yang umumnya berada di pesisir pantai atau di perairan tidak mematahkan semangat mereka untuk bertani. Para wanita di Kepulauan Anambas berhasil untuk beradaptasi dan men di kondisi yang tidak ideal ini.
Salah satu wanita hebat yang berhasil bertani di atas laut adalah Nurmi, seorang ibu dengan tiga orang anak. Dengan kondisi rumah yang berdiri di atas perairan, Nurmi berhasil mengembangkan kebun di atas papan kayu yang ada di pekarangan rumah panggungnya. Keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan yang didapatkan dari Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS). Di akhir tahun lalu, Nurmi berkesempatan untuk belajar proses budidaya tanaman, misalnya pembibitan dan pemindahan tanaman dari satu medium ke medium lainnya. Ia fokus dalam menanam cabai dan kangkung.
Seluruh anggota keluarganya pun aktif untuk membantu merawat kebun mereka, mulai dari proses penyiapan medium, pembibitan, transplantasi, hingga panen. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kebun milik Nurmi terus berkembang. Perlahan, ia pun menambahkan komoditas lain seperti caisim dan timun untuk turut dibudidayakan. Hasil panen yang semula diperuntukan untuk konsumsi pribadi, kini sudah mulai dijual untuk menambah pemasukan keluarganya.
Semoga adanya alternatif berkebun di laut ini dapat memotivasi lebih banyak warga yang tinggal di pesisir pantai untuk memulai aktivitas ini. Kegiatan ini tidak hanya dapat meningkatkan asupan gizi keluarga, tetapi juga dapat meningkatkan taraf perekonomian warga setempat.