
Pada Bulan November 2022 lalu, Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) melakukan kolaborasi dengan PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran Cap Panah Merah. Kegiatan ini merupakan bagian dari Hari Temu Lapang (Farmers Field Day) di Kampung Prafimulya, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pada kesempatan ini, YBTS dan Ewindo memperkenalkan teknologi Biji Bawang Merah (True Shallot Seed / TSS) kepada petani setempat.
Teknologi TSS merupakan salah satu alternatif penanaman bawang merah dengan menggunakan bibit botani. Sebelum adanya TSS, penanaman bawang merah umumnya dilakukan secara tradisional dengan menggunakan umbi. Hanya saja, umbi bawang merah tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama, sehingga penyediaan benih pun terbatas. Dibandingkan dengan umbi, penggunaan TSS dinilai lebih mudah, murah, dan menguntungkan. Dari segi kualitas, TSS merupakan benih tanaman yang kualitasnya sudah terstandarisasi. Selain itu, TSS pun lebih mudah untuk didistribusikan dan disimpan dalam jangka panjang.
Muhammad Ichsanudin, Manajer Produk PT. Erwindo, menambahkan bahwa penggunaan TSS berdampak langsung pada biaya operasional dan omzet petani. “Untuk satu hektar tanah, umumnya dibutuhkan sampai dengan 1,5 ton umbi bawang merah. Biayanya pun bisa berkisar dari 75 – 120 juta rupiah. Dengan menggunakan TSS, petani hanya memerlukan 4-5 kg benih–dengan kisaran biaya dua sampai tiga juta–untuk luas tanah yang sama. Hasil panennya pun berbeda. Panen bawang merah dari benih umbi umumnya hanya menghasilkan 10-15 ton per hektar, sementara TSS bisa memproduksi hingga 15-20 ton,” ujarnya.
Dengan adanya teknologi TSS ini, Ichsan berharap produksi bawang merah di Kabupaten Manokwari dapat meningkat. Jika hasil panen terus meningkat, bukan tidak mungkin bagi Kabupaten Manokwari untuk menjadi salah satu pemasok bawang merah di Indonesia.
Teknologi TSS merupakan metode baru yang belum banyak digunakan oleh petani setempat. Salah satu peserta, Abdul Majid, mengaku bahwa ia baru pertama kali menggunakan biji bawang merah untuk bertani. Sebelumnya, ia lebih banyak menggunakan lahan seluas 80 x 30 meter miliknya untuk menanam padi. Ia mendapatkan pendampingan dan bantuan biji TSS sebanyak 500 gram dari YBTS dan Erwindo.
“Dengan menggunakan teknologi TSS ini, saya berhasil memanen sekitar satu kuintal bawang merah. Jika saya jual seharga Rp 40.000 per kilonya, saya bisa mendapat untung sekitar empat juta,” ujarnya ketika menjelaskan tentang keberhasilannya membudidayakan bawang merah dengan TSS. Keberhasilannya ini membuat Abdul Majid bertekad untuk terus melakukan diversifikasi di lahannya, salah satunya adalah dengan membudidayakan bawang merah menggunakan TSS.
Sumber:
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/95177/budidaya-bawang-merah-teknologi-tss-true-shallot-seed/ (diakses 17 Mei 2023)