Di Desa Payo, Jailolo, Halmahera Barat, seorang ibu sederhana memutuskan untuk mengubah jalan hidupnya. Namanya Sri Rahayu Ayu, atau yang biasa disapa Bu Ayu. Seperti banyak ibu lain, kesehariannya dipenuhi dengan perjuangan untuk memastikan keluarga tetap bisa bertahan. Suaminya, Pak Risman, bekerja sebagai honorer di SMP setempat dengan penghasilan terbatas. Dengan dua anak yang masih sekolah, kebutuhan rumah tangga sering kali jauh melampaui pemasukan yang ada.
Situasi itu tidak membuat Bu Ayu menyerah. Meski tidak berasal dari keluarga petani dan tidak pernah punya pengalaman di bidang pertanian, ia berani mengambil keputusan besar: menanam pare di lahan seluas 500 m² miliknya. Keputusan ini bukan tanpa alasan, ia ingin membantu suaminya dan memastikan anak-anak tetap bisa bersekolah tanpa harus khawatir soal biaya.
Bu Ayu mendapatkan pengetahuan tentang memasang perangkap lalat buah.
Perjalanan tersebut tentu tidak mudah, tapi Bu Ayu tidak sendirian. Ia mendapat pendampingan dari Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) yang membekalinya dengan pengetahuan baru, mulai dari memilih benih varietas unggul hingga memanfaatkan perangkap lalat buah untuk melindungi tanaman. Bagi Bu Ayu, setiap sesi pendampingan bukan hanya menambah pengetahuan tetapi juga memberi semangat baru bahwa ia bisa berhasil meski memulai dari nol.
Kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil nyata. Dari 500 tanaman pare, Bu Ayu sudah berhasil memanen lebih dari 1,2 ton pare dengan harga stabil Rp10.000 per kilogram. Penghasilan yang ia peroleh menembus lebih dari Rp10 juta, dan panennya masih berlanjut.
“Saya ingin anak-anak tetap bisa sekolah tanpa khawatir biaya. Bertani menjadi solusi bagi saya untuk membantu suami dan menjaga masa depan,” tutup Bu Ayu.
Bu Ayu dengan panen kebanggaannya.
Bagi Bu Ayu, bertani bukan hanya soal hasil panen. Lebih dari itu, ia melihat sebagai jalan untuk mandiri, berdiri tegak, dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang ia cintai. Pendampingan YBTS membuka peluang baru baginya, sekaligus membuktikan bahwa kemandirian dapat tumbuh dari tekad, kerja keras, dam kemauan untuk terus belajar.
Other Pemberdayaan Perempuan
Menuai Hasil Gemilang dari Kebun Cabai
Uploaded
Panas mentari terasa menyengat, angin yang berhembus kala itu tak mampu menghalau hawa panas yang dirasakan oleh Adriana Lodo yang sedang berada di hamparan bedengan tanaman cabai berbaris rapi. Luas hamparan ini mencapai 5 are, dimana buah cabai berwarna oranye mulai terlihat, menunjukkan siap panen. Adriana Lodo atau yang akrab disapa Mama Umbu, adalah pemilik […]
Yuliana Bul, akrab disapa Mama Yuli, merupakan salah satu anggota kelompok tani Lara Moripa di Desa Kabalidana, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya. Ia dikenal sebagai sosok wanita tangguh yang mampu mendukung kebutuhan keluarganya melalui usaha keras untuk bertani dengan menanam tomat, cabai, serta sayuran hijau seperti kangkung, sawi, dan bayam. Penanaman sayuran yang dilakukan […]
Bagi banyak mahasiswa di perguruan tinggi, fokus utama mereka adalah pada kegiatan akademik. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Melan Yustina Pigai, yang sering dipanggil dengan sebutan Melan. Selain mengejar gelar mahasiswa, ia juga aktif dalam bertani. Sejak kecil, Melan telah belajar bertani dari kedua orangtuanya di Kampung Mandidi, Distrik Teluk Kimi, Kabupaten Nabire. Cara […]
Bagi Kelompok Wanita Tani Mandouw sebuah Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil
Uploaded
Kata siapa mencangkul tanah hanya bisa dilakukan oleh lelaki saja? Wanita tangguh yang bergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) di Kampung Mandouw, Distrik Samofa, Kabupaten Biak Numfor, dengan 15 anggotanya telah berhasil mematahkan stigma tersebut. Mereka membuktikan bahwa para wanita bisa mencangkul untuk bertani bahkan mampu memperoleh hasil yang optimal. Awal mulanya, para wanita ini […]
Kekuatan Kelompok Tani Wanita yang Memajukan Pertanian Wewewa Barat
Uploaded
Kelompok Wanita Tani (KWT) Suka Maju merupakan merupakan kelompok tani binaan Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS), yang beroperasi di Desa Kabalidana, Kecamatan Wewewa Barat. Kegiatan kelompok tani ini tidak luput dari peran sang ketua, Mama Kornalia Wasti Bouka, atau akrab disapa Mama Elin. Ia adalah sosok yang kerap memotivasi tiga puluh wanita anggota KWT Suka […]