Kunci Perkembangan Industri Pertanian di Desa Pero, Kabupaten Sumba Barat Daya

Uploaded

Kunci Perkembangan Industri Pertanian di Desa Pero, Kabupaten Sumba Barat Daya

Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS), didukung  Wiliam and Lily Foundation (WLF) berkomitmen untuk memajukan industri pertanian melalui Program Peningkatan Mata Pencaharian Pertanian dengan Pendekatan Terpadu (PERMATA). Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah kelompok tani yang berada di Desa Pero, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya. Sejak November 2021, para petani binaan PERMATA mendapatkan pelatihan mengenai kiat budidaya tanaman yang baik.

Adanya pelatihan dari YBTS meningkatkan kemampuan para petani dalam mengembangkan lahannya. Tidak hanya dalam bentuk teori, para petani pun dapat langsung mempraktekan  pengetahuan yang mereka dapatkan ke lahan masing-masing. Kegiatan ini pun mendapat sambutan baik oleh Kepala Desa Pero, Petrus Adi Papa. “Saya sangat berterima kasih dengan pendampingan yang diberikan oleh YBTS. Program ini memberikan bekal pengetahuan yang memberikan dampak baik bagi pertanian di Desa Pero,” ujarnya.

Keberhasilan program PERMATA ini pun didukung oleh semangat para petani dan kejelian mereka dalam melihat potensi usaha tani. Para petani di Desa Pero tidak hanya berfokus pada komoditas sayuran, tetapi juga mulai mengembangkan lahan mereka untuk menanam hortikultura. Mereka memanfaatkan lahan seluas lima ratus meter persegi untuk budidaya sejumlah komoditas, misalnya tomat dan cabai rawit. Dari kedua komoditas tersebut, para petani berhasil mendapatkan keuntungan yang baik setelah tiga budidaya. Dengan meningkatnya kemampuan para petani, bukanlah tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan hasil yang terus meningkat di setiap musim panennya.

Perkembangan industri pertanian di Desa Pero tidak hanya berimbas pada kondisi ekonomi, tetapi juga konsumsi sayuran warga setempat. Masyarakat yang sebelumnya hanya mengkonsumsi daun singkong dan pepaya kini memiliki lebih banyak opsi sayuran sehat. Mereka dapat memperoleh sawi, kangkung, tomat, dan sejumlah komoditas lainnya dengan mudah. Semuanya tersedia di kebun masing-masing petani, sehingga warga tidak perlu lagi bepergian jauh ke pasar yang berada di desa sebelah. Bahkan, para warga di desa tetangga pun ikut tertarik untuk mencoba hasil pertanian Desa Pero.

Keberhasilan petani di Desa Pero tidak luput dari dorongan pemerintah dan perangkat desa setempat. Selaku kepala desa, Petrus Adi Papa konsisten dalam memberikan dukungan berupa benih sayuran, seperti terong, cabai rawit, dan tomat. Ia pun membenahi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk bisa memfasilitasi kebutuhan pupuk, pestisida, dan pemasaran hasil panen. Semoga seluruh dukungan dan pelatihan yang diberikan dapat membantu untuk memajukan industri pertanian di Desa Pero dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Other Mata Pencaharian Terpadu